Hai, kami hadir dengan lebih segar!

Sumut
Trending

Roy Fachraby :Solusi Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Daulu Kabupaten Karo dan Sibolangit serta Sembahe dan Banjir Besar Medan

MEDAN SUMUT, Suaraaspirasi.id – Sangat kita harapkan agar Cendekiawan Karo segera membuat sikap dengan Solusi Bencana Longsor di Daulu di Kabupaten Karo, serta di Sembahe dan Sibolangit di Kabupaten Deli Serdang dengan di sertai Banjir Bandang dan Banjir Besar di Medan.”Ujar Roy Fachraby Ginting SH M.Kn.

Seluruh perbaikan alam ini yang berdampak di KABUPATEN KARO, LANGKAT, DELI SERDANG DAN KOTA MEDAN tentunya memerlukan biaya yang besar dengan Reboisasi kembali hutan hutan kita yang terus di tebangi dan di rusak beserta prngambilan tanah humus secara besar besaran yang membuat daya serap air sudah sangat terbatas.

Demikian juga melakukan pemiringan atau melandaikan bukit bukit yang curam di tepi jalan dengan melakukan penembokan dinding bukit dari Sembahe ke Tongkoh Tahura Taneh Karo dan di lanjutkan dengan penanaman rumput dan pohon kayu yang akarnya efektif menahan tanah serta getaran beban kendaraan yang lewat dan dampak pergeseran di dalam tanah secara geologi.

Perlunya terus di lakukan pelebaran jalan mulai dari Pancur Batu hingga Berastagi dan jalan di bagi 2 atau di buat pembatas atau pulau jalan untuk antisipasi supir supir kita yang luar biasa memotong antrian yang selama ini salah satu penyebab utama kemacetan.”Pungkas Dosen USU ini.

Perlunya di bangun bendungan besar di daerah Sembahe dan di daerah Sunggal untuk menahan air ketika hujan lebat ke kota Medan agar Medan bisa mengantisipasi banjir

Langkah langkah ini perlu juga di lakukan dengan kajian ilmiah dari para Pemikir Karo dan para Cendekiawan dan Akademisi untuk bisa duduk bersama dalam mengupayakan agar masalah bencana ini dapat di usulkan menjadi BENCANA NASIONAL mengingat daerah terdampak ada 3 Kabupaten dan 1 kota serta korban jiwa sekitar 30 orang tewas dan puluhan luka luka dengan kerusakan mobil dan rumah serta hingga saat ini dapat terus lokasi kejadian menjadi ancaman keselamatan nyawa manusia.”Tutupnya. (Eri Nangin).

Rekomendasi untuk Dibaca