Dinkes Banten Imbau Masyarakat Waspadai Penyakit Jantung, Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

SERANG, Suaraaspirasi.id – Dinas Kesehatan Provinsi Banten terus mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit jantung yang masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2021, penyakit jantung iskemik, stroke, dan diabetes melitus menempati tiga besar penyebab kematian terbanyak di tanah air.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dr. Ati Pramudji Hastuti, menyampaikan bahwa penyakit jantung dapat dicegah dan dikendalikan dengan pola hidup sehat serta deteksi dini yang teratur.
“Kasus penyakit jantung di Banten cukup tinggi, tercatat sebanyak 11.406 kasus hingga 18 Oktober 2025. Angka tertinggi berada di Kota Tangerang dengan 6.447 kasus. Ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan jantung,” ujar Ati di Serang, Senin (20/10/2025).
Ati menjelaskan, penyakit jantung adalah gangguan pada organ jantung yang menyebabkan fungsi pemompaan darah terganggu. Jenis yang paling umum adalah penyakit jantung koroner, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan lemak atau plak di dinding arteri.
“Penyebab utamanya banyak dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan tinggi lemak dan garam, kurang olahraga, kebiasaan merokok, serta stres berlebihan,” jelasnya.
Menurut Ati, pencegahan merupakan langkah paling efektif untuk menurunkan angka kesakitan akibat penyakit jantung. Upaya tersebut bisa dilakukan melalui dua pendekatan, yakni pencegahan primer dan pencegahan sekunder.
“Pencegahan primer dilakukan sebelum penyakit muncul, seperti dengan mengatur pola makan sehat, rutin berolahraga, berhenti merokok, membatasi alkohol, mengelola stres, dan menjaga berat badan ideal. Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan bagi mereka yang sudah memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi, dengan kontrol rutin ke dokter dan pemeriksaan jantung secara berkala,” paparnya.
Dinkes Banten juga mendorong masyarakat untuk mengikuti skrining penyakit jantung melalui program pemeriksaan kesehatan gratis (CKG) di puskesmas, terutama bagi kelompok usia di atas 40 tahun yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus atau hipertensi. Pemeriksaan meliputi pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol, hingga pemeriksaan EKG.
Selain deteksi dini, rehabilitasi jantung juga menjadi bagian penting dari penanggulangan penyakit ini. Program tersebut mencakup latihan fisik ringan, konseling psikologis, dan pemantauan medis rutin bagi penderita yang telah mengalami serangan jantung.
“Penyakit jantung memang serius, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah. Dengan kesadaran, pemeriksaan rutin, dan perubahan gaya hidup, kita bisa menurunkan risikonya secara signifikan,” tegas Ati.
Ia juga menambahkan bahwa menjaga kesehatan jantung bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagian dari upaya bersama menciptakan masyarakat Banten yang sehat dan produktif.
“Mulailah hidup sehat hari ini, karena jantung yang kuat adalah kunci hidup panjang dan bahagia,” tutupnya. (Adv)







